SeLamAt Datang diBloG Feraa ^_^

Salam Kenal semuanyaaaaa..............

Jumat, 05 November 2010

GUNUNG ANAK KRAKATAU

Gempa vulkanik dalam Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda terus menunjukkan peningkatan. Namun hingga saat ini, status Gunung Anak Krakatau masih waspada atau level II dan belum ditingkatkan menjadi level III atau siaga.

Dari data seismograf di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, untuk gempa vulkanik dalam telah mencapai 186 kali. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan hari sebelumnya yang hanya mengalami gempa vulkanik dalam sebanyak 21 kali.

Tidak hanya gempa vulkanik dalam yang mengalami peningkatan, hembusan yang dimuntahkan oleh Gunung Anak Krakatau juga terus mengalami peningkatan dari 114 kali hembusan menjadi 152 kali hembusan.

Kendati demikian, secara umum jumlah kegempaan dari aktivitas Gunung Anak Krakatau itu mengalami penurunan dibandingkan dengan hari sebelumnya. Untuk gempa vulkanik dangkal dari 113 kali menjadi 50 kali. Letusan dari 152 kali menjadi 56 kali, gempa tremor dari 217 kali menjadi 85 kali.

Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Tripambudi, mengatakan aktivitas Gunung Anak Krakatau masih fluktuatif. “Statusnya masih level II atau waspada, dan belum ada tanda–tanda peningkatan status,” kata Anton kepada Tempo, Jumat (5/11) petang.

Anton menegaskan letusan Gunung Anak Krakatau akan terus mengeluarkan gas beracun yang bisa mematikan jika terhirup. Namun, gas tersebut tidak menyebar dan hanya terjadi di puncak gunung saja. “Lava pijar menyerupai kembang api juga terus keluar di saat gunung itu terjadi letusan,” katanya.

Ketinggian semburan abu vulkanik yang dimuntahkan oleh gunung tersebut saat ini masih sekitar 1.400-1.200 meter. “Dalam radius dua kilometer kami melarang masyarakat maupun wisatawan untuk mendekati Gunung Anak Krakatau," kata Anton.

Sementara itu, Mumtaz, 32 tahun, warga Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, mengaku masih tenang dengan kondisi Gunung Anak Krakatau. Karena peristiwa letusan gunung itu selalu terjadi setiap tahun. “Kami mengangap ini hal biasa yang sudah menjadi fenomena tahunan," katanya.