SeLamAt Datang diBloG Feraa ^_^

Salam Kenal semuanyaaaaa..............

Minggu, 06 Maret 2011

CINTA TANAH AIR

Cinta tanah air

Cinta, tanah dan air, masing-masing memiliki makna yang berbeda dan dalam. Cinta dan air memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Enerji potensial air dalam waduk, yang berubah menjadi enerji kinetik pada saat bendungan jebol, bisa memporak-porandakan dan mengobrak-abrik apa saja yang menghalangi jalannya arus bah. Demikian juga enerji cinta yang dipancarkan orangtua kepada anaknya mampu mengalahkan semua ketakutan untuk membela anaknya yang terancam bahaya. Dalamnya laut Atlantik tidak bisa mengalahkan dalamnya cinta kepada sang kekasih, tingginya gunung Himalaya masih kalah dengan tingginya cinta kepada si dia. Itu syair lagu jadul yang menggambarkan betapa cinta terkadang tidak rasional!

Tanah adalah tempat kita berpijak. Selama kita masih terpenjara dalam gaya tarik bumi, selama itu pula kita selalu bergantung pada tanah yang kita injak. Demikian pula pada saat kita mati, tubuh kita akan terkubur dalam tanah, atau debu kita akan tersebar dan kemudian jatuh kembali kebumi. Entah kalau ilmu pengetahuan sudah sedemikian majunya, sehingga perjalanan antar planet menjadi hal biasa, dan bumi tidak lagi menjadi tempat berpijak bagi sebagian umat manusia.
Apabila ke tiga kata itu kita gabungkan, dan koma yang membatasinya kita hilangkan, maka kita akan mendapatkan makna baru yang samasekali berbeda: cinta tanah air. Apakah cinta tanah air itu? Ibu Soed menggambarkannya secara menyentuh dalam lagu

“Tanah Airku”. Betapa lagu itu bisa menyeret emosi dan perasaan kita, dengarlah ritmenya dan simak liriknya:

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Perasaan cinta tanah air itu juga biasanya muncul pada saat kita berada jauh dari tanah air. Begitu senang rasanya kalau bertemu dengan teman sebangsa dan setanah air, lepas rasanya rindu yang melilit hati. Cinta tanah air mungkin memang misteri, sama seperti cinta pada umumnya, sulit untuk didefinisikan tapi dapat kita rasakan.
Akan tetapi sekarang ini, masih adakah cinta tanah air itu? Saya menyaksikan betapa segelintir orang yang diberi kepercayaan untuk mengurus negeri ini begitu rakusnya menumpuk harta untuk dirinya dan keluarganya. Seolah hidupnya akan abadi untuk selama-lamanya. Apalagi yang beranggapan bahwa penjara hanyalah tempar parkir sementara, dua-tiga tahun tidak akan terasa, begitu lepas dari penjara maka sisa harta jarahan masih cukup melimpah untuk dinikmati pada sisa umurnya. Apakah masih ada sisa-sisa cinta mereka pada tanah air? Saya meragukannya.
Mungkin penjara tidak lagi menjadi momok yang menakutkan, apalagi sekarang penjara disebut lembaga pemasyarakatan, dan kadang bisa disulap menjadi hotel mewah yang membuat terpidana kerasan. Efek jera sama sekali tidak ada, dan apabila yang muncul malah rasa bangga, maka ini adalah gejala yang mengkhawatirkan.
Cinta tanah air tidak berarti lalu kita harus menyabung nyawa untuk membela tanah air. Itu mungkin dulu sewaktu bangsa kita masih dijajah, dimana kita harus mengusir penjajah dengan mempertaruhkan harta, benda dan bahkan nyawa kita. Itu sudah lama berlalu. Musuh kita sekarang adalah rakyat yang bodoh, yang miskin dan yang melarat, dan para koruptor yang menggarong uang rakyat.
Kalau rakyat di kaki Gunung Merbabu sana mengumpulkan bunga mawar seharian dan hanya dibayar empat ribu rupiah untuk sekeranjang bunga mawar, itu hanya contoh kecil gambaran kemelaratan rakyat kita. Tapi saya rasa dia masih memiliki rasa cinta tanah air, karena dia melakukannya dengan jujur, dia memetik bunga mawar di hutan, tidak di kebun orang.
Apabila masih tersisa sedikit saja rasa cinta kepada tanah air, saya yakin mereka yang memiliki kesempatan untuk mencuri akan berfikir kembali. Kalau mencuri ayam saja bisa babak belur, kenapa mencuri uang milyaran rupiah bisa tertawa-tawa sambil diwawancara? Saya tidak habis mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar